dwimhol.blogspot - Peserta didik pada dasarnya tidak dapat dinilai dengan targed keberhasilan yang sama. Semua memiliki kecenderungan, cita-cita, latarbelakang, dan kemampuan yang berbeda. Secara sederhana dapat dianalogikan, jika kita menilai kemampuan ikan dari caranya memanjat pohon maka selamanya kita akan menganggap bahwa ikan itu bodoh.
Secara umum kejadian tersebut memang benar telah terjadi. Kita tidak membuka peluang agar tiap anak mengambangkan diri sesuai potensinya. Bahkan lebih parah jika potensi yang warna warni telah dibuat mati. Tak lain tak bukan karena standarisasi nilai kemampuan yang harus sama rata. Perspektif ini selayaknya harus diubah oleh sistem yang mana ujung tombaknya adalah pendidik.
Layaknya dokter yang memberi obat sesuai dengan kondisi pasien, maka guru juga harus memberikan penilaian dengan standarisasi yang berbeda kepada tiap siswa. Apa jadinya jika dokter memberikan obat yang sama pada pasien dengan sakit yang beda?
Hal ini menjadi sangat penting mengingat bahwa gurulah yang dapat menyentuh hati dan membuat siswa merasa telah hidup. Tak heran jika guru yang sangat berperan pada perkembangan peserta didik. Namun kini seolah - olah pendidik telah dibatasi oleh sistem yang sudah sangat tidak relevan.
Terakhir untuk tugas mata kuliah ini, penulis ingin menyampaikan kepada sistem, bahwa jangan sekali - kali menuntut guru untuk mengekang siswa dengan standarisasi kemampuan yang sama. Biarkan seorang anak berekspresi dan menuangkan segala bentuk kreatifitasnya. Utamakan kolaborasi, bukan persaingan. Semua kepala memang sama berambut, tapi kecerdasannya berbeda.
0 comments:
Posting Komentar