DWIMHOL.blogspot - Baru saja pak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menerbitkan Kurikulum anyar dengan nama Kurikulum Merdeka. Mungkin sepintas terdengar baru, namun sebetulnya kurikulum ini telah digagas yaitu dengan sebutan Kurikulum Prototipe.
Menurut pernyataannya, bapak Nadiem menyatakan bahwa kurikulum ini dapat dilaksanakan di semua jenjang, mulai dari TK hingga SMA, tergantung dari sampai mana tingkat persiapan lembaga yang akan melaksanakan. Dan bisa dijalankan pada tahun ajaran baru yaitu 2022 / 2023.
Dalam keterangannya, ia mengatakan bahwasanya Kurikulum Merdeka sudah dilaksanakan dan di praktekkan pada sebanyak 2.500 lembaga. Yang mana lembaga itu adalah lembaga yang diproyeksikan sebagai Sekolah Penggerak yang sebelumnya telah digagas
Oleh karena itu menurutnya setiap lembaga pendidikan berhak menjalankan kurikulum ini dengan tingkat persiapan yang sesuai, dan tentunya dengan cara yang bertahap.
Lalu, apakah Kurikulum Merdeka itu?
Kurikulum Merdeka yaitu kurikulum yang substansinya merupakan konsep serta gagasan program Merdeka Belajar. Oleh karena itu peserta didik akan mampu mengetahui, meningkatkan dan mengembangkan potensi masing - masing tanpa harus dibebani berbagai mapel yang tidak diminati.
Materi tidak disukai oleh siswa tidak harus untuk dipelajari. Sehingga siswa memiliki hak penuh untuk dapat belajar sesuai kompetensinya.
Dalam penerapan sederhananya ketika siswa memiliki mapel kesukaan dan berbeda dengan yang lain, maka indikator penilaiannya juga berbeda. Sehingga jurusan khusus di lembaga seperti IPS dan IPA akan dihapus agar siswa tidak terkekang dengan fokus tertentu.
Pak Nadiem berkata bahwa tidak akan ada lagi program atau jurusan tertentu dalam Kurikulum Merdeka. Sehingga jurusan akan dihapus.
Apapun mapel yang menjadi favorit siswa dapat penuh dipelajari dan menjadi fokus yang akan didalami dalam 2 tahun terakhir sekolah
Imbuh bapak Nadiem lagi bahwa ini ketika anak sudah dewasa dan tentunya cocok dalam memilih minat, maka Kurikulum Merdeka dapat efektif dilaksanakan.
Penulis mengutip dari laman kurikulum.kemdikbud.go.id, kurikulum ini sangat fleksibel. Siswa tidak dituntut untuk mempelajari semua mapel, namun hanya materi apa yang ia sukai. Dari kurikulum inu diharap siswa mampu menciptakan semangat baru dalam belajar karena penerapannya sangat tidak monoton. Ciri - ciri pokok dari Kurikulum Merdeka adalah :
1. Memfokuskan kegiatan belajar pada materi yang benar - benar penting, maka waktu yang digunakan dalam pembelajaran tidak terbuang sia - sia. Seperti pendalaman terhadap numerasi dan literasi yang bermanfaat untuk kompetensi dasar.
2. Berbasis proyek yang dapat meningkatkan karakter dan skill dasar yang tercermin dalam konsep profil Pelajar Pancasila
3. Sesuaikan dengan keahlian dan minat siswa, sehingga pendidik dapat menjalankan pendidikan diferensiasi. Hal ini sangat penting karena setiap murid mempunya ciri khas, konteks, dan latar belakang yang berbeda - beda.
Namun, Nadiem tetap menawarkan alternatif, apabila sekolah yang terkait belum mampu melaksanakan Kurikukum Merdeka, maka diperkenankan memakai Kurikulum 2013 (K-13) atau Kurikulum Darurat. Sehingga wewenang penuh diberikan penuh ke lembaga agar dapat memilih kurikulum yang ingin diterapkan
Dalam pendapat Pak Nadiem, kita telah berhasil dengan Kurikulum Darurat. Dan dari uji coba yang dilaksanakan, Kurikulum Merdeka tentu akan berkembang lebih baik.
apakah bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan?
BalasHapusTentu bisa, tergantung bagaimana cara penyesuaian terhadap perkembangan kemampuan peserta didik yang bersangkutan
BalasHapus